Selamat Datang di blog REINALDI TASIK REINALDI TASIK: Pengertian Citraan

Sabtu, 05 Januari 2013

Pengertian Citraan

Pengertian Citraan
Citraan adalah salah satu sarana kepuitisan yang digunakan oleh penyair untuk memperkuat gambaran pikiran dan perasaan pembaca/penikmat puisi. Sarana ini berkaitan erat dengan pengalaman inderawi penyair atas objek-objek yang disebutkan atau diterangkan dalam puisi. Biasanya penyair mengungkapkan tentang citraannya melalui kata-kata yang tersirat maupun tersirat. Fungsi citraan dalam puisi ini bertujuan untuk menguatkan maksud dari sang penyair.
Citraan dalam puisi biasanya disampaikan dengan cara mendeskripsikan dan bersifat imajinatif yang diutarakan melalui kata-kata. Dalam membangun sebuah citraan biasanya terdiri dari dua garis besar yaitu dengan cara mendeskripsikan dan dengan cara metafora. Citaraan yang digunakan oleh penyair mampu menyihir dan menggiring pembaca untuk seolah-olah merasakan apa yang dirasakan oleh penyair.
Macam-macam Citraan dalam Puisi
Berikut ini adalah macam-macam citraan dalam puisi.
1. Citraan Penglihatan
Citra penglihatan adalah citraan dalam puisi yang dapat merangsang pembaca untuk seolah-olah melihat apa yang dilihat oleh penyair. Citraan penglihatan merupakan citaan yang paling banyak ditemukan dalam puisi. Hal ini dikarenakan berkaitan dengan penglihatan mata. Rangsangan yang diberikan oleh citraan penglihatan dapat membawa pembaca ke ruang imajinasi yang seolah-olah nyata. Perhatikan penggalan puisi berikut ini:
Contoh: 
Bukit-Bukit Majaksingi,
Herman J Waluyo
Bukit-bukit memagari dataran dan sawah menguning tanpa rimbunan pohonan
Tegal-tegal tandus,
Pohon ketela kering dijemur bebatuan
(Kustyaningrum, 2012)
2. Citraan Pendengaran
Citra penglihatan adalah citraan dalam puisi yang merangsang pembaca dengan cara mendeskripsikan hal-hal yang berkaitan dengan indera pendengaran seperti bunyi-bunyi tertentu. Citra pendengaran merupakan salah satu citra yang sering digunakan dalam puisi. Cara penyair menyampaikan citra pendengaran yaitu dengan mengurai/mendeskripsikan suara-suara yang seolah pembaca mendengarkan peristiwa dalam puisi secara langsung. Penyair yang sering menggunakan citraan pendengaran biasa disebut penyair Auditit/Auditif. Perhatikan citraan pendengaran berikut ini:
Contoh :
Bukit-Bukit Majaksingi,
Herman J Waluyo Suara
Seruling,
Tembang-tembang gembala, 
Lenguh kerbau
(Kustyaningrum, 2012)
3. Citraan Perabaan 
Citra perabaan adalah citraan dalam puis yang dapat merangsang pembaca yang seolah-olah dapat meraba sesuatu yang di deskripsikan penyair dalam puisi. Citra perabaan identik dengan citra gerak karena kita seperti dapat meraba dan merasakan langsung apa yang disampaikan penyair dalam puisi. Perhatikan penggalan puisi berikut ini:
Contoh:
Puisi Do’a,
Chairil Anwar
cayaMu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi
(Suyatno, Sasmito dan Yetti, 2002:16)
4. Citraan Gerak
Citra gerak adalah citraan dalam puisi yang berkaitan dengan anggota gerak manusia. Penyair yang menyatakan maksud dengan citra gerak biasanya dapat menggiring pembaca yang seolah-olah menimbulkan kesan bergerak, padahal yang digambarkan bergerak sebenarnya tidak bergerak. Perhatikan penggalan puisi berikut ini:
Contoh: 
Nyanyian Sederhana dari Seekor Ular
Ada seekor ular 
Dalam semak berduri
Meloncat-loncat riang 
Sepertti dirumah sendiri
(Suyatno, Sasmito dan Yeti, 2002:27)

5. Citraan Penciuman
Citra penciuman adalah citraan dalam puisi yang berkaitan dengan indera pembau. Citra penciuman cukup jarang digunakan oleh penyair, karena untuk menciptakan citra penciuman cukup sulit bagi penyair untuk mendapatkan efek seperti nyata. Akan tetapi jika berhasil menerapkan citra penciuman dalam puisinya, maka puisi tersebut memiliki keistimewaan tersendiri. Perhatikan penggalan puisi berikut ini:
Nyanyian Suto untuk Fatimah,
W.S. Rendra 
Dua Puluh tiga matahari
Bangkit dari pundakmu
Tubuhmu mengucapkan bau tanah
(Pradopo, 1990:85)

6. Citraan Pengecap
Cita pengecap adalah citraan yang digunakan dalam puisi yang berkaitan dengan indera pengecap. Citraan ini cukuo jarang digunakan oleh penyair dalam menciptakan puisi. Penerapan citraan pengecap dapat memberikan kesan kepada pembaca yang seolah olah dapat merasakan dengan indera pengecapnya tentang apa yang disampaikan oleh penyair melalui karya puisinya.
Contoh: 
Kepada Peminta-Minta,
Chairil Anwar
Menganggu dalam mimpiku
Menghempas aku di bumi keras
Di bibirku terasa pedas
Mengaum ditelingaku
(Suyatno, Sasmito dan Yetti, 2002:20)



0 comments:

Posting Komentar